Masjid Pusat Studi dan Dakwah Islam (Pusdai) merupakan pusat pengembangan agama Islam milik pemerintah Jawa Barat yang berlokasi di Bandung. Masjid milik lembaga dakwah ini menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di Jawa Barat. Masjid Pusdai selesai dibangun pada tahun 1998 dengan menghabiskan dana Rp 49 M. Pembangunan masjid ini memiliki sejarah panjang dan berliku. Ide-ide arsitekturnya pun cukup menarik untuk diulas.
Sejarah Masjid Pusdai Bandung
Pembangunan Masjid Pusdai Bandung berawal dari ide pada masa pemerintahan gubernur H. Aang Kunaefi. Proses pembangunan masjid ini baru mulai berjalan sejak tahun 1991. Sebelum itu, beberapa ulama, cendekiawan, pakar agama, maupun pejabat dari berbagai organisasi berkumpul dan mendiskusikan tentag perlunya sebuah pusat dakwah islam. Hal ini sebagai wadah yang menampung segala syiar dan kegiatan islam di Jawa Barat. Hingga muncullah kesepakatan untuk mendirikan Pusat Studi dan Dakwah Islam (Pusdai) termasuk beserta salah satu bangunan berupa masjid.
Masjid Pusdai Bandung berada dekat dengan Gedung Sate, sehingga sangat strategis untuk ditemukan. Bangunan ini menjadi bukti akulturasi budaya yang mampu menghadirkan tempat ibadah umat Islam yang penuh estetika. Masjid yang dirancang oleh guru besar arsitektur ITB (Institut Teknologi Bandung), Slamet Wirasonjaya ini mencerminkan revitalisasi bangunan modern yang tetap mempertahankan unsur lokal.
Masjid Pusdai Bandung dibangun dalam arsitektur asli Indonesia dengan bentuk atap limas yang terdapat di semua atap bangunannya. Rancangan ini juga masih dipadukan dengan berbagai gaya arsitektur masjid-masjid Islam di dunia. Bangunan ini akhirnya selesai dibangun pada tahun 1998. Beberapa kegiatan pun rutin dilakukan dan bertahan hingga sekarang, seperti kegiatan pengajian, belajar mengajar, dan lain sebagainya menggunakan fasilitas masjid.
Keunikan Bangunan Masjid Pusdai Bandung
Dirancang dengan akulturasi dua budaya, masjid ini tampak sangat memukai dan memiliki beberapa keunikan pada bangunannya.
- Tidak berkubah
Masjid Pusdai Bandung memiliki rancangan unik dibanding bangunan masjid pada umumnya, yaitu tidak berkubah. Atapnya dibangun berbentuk limasan empat tumpang. Bentuk atap masjid ini merupakan gaya bangunan tropis khas Sunda yang dipadukan dengan gaya arsitektur Islam. Atap masjid ini pun terbuat dari kayu sehingga semakin terlihat unik. Setiap tumpukan atap limasan, diputar 90 derajat sehingga tampak zig-zag tidak sejajar. Lalu, rangka atapnya menggunakan struktur baja, dengan mengadopsi atap pada bangunan-bangunan tradisional di Indonesia. Atap yang disusun zig-zag ini dilengkapi tiang balokan horizontal yang tampak semakin memukau.
- Bangunan masjid tampak megah dan mewah
Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektar ini memiliki arsitektur yang megah dan mewah. Masjid terdiri dari dua lantai dan memiliki menara yang tinggi menjulang. Kemegahan ini menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi tempatnya yang luas bisa menampung hingga 4.600 jamaah sekaligus. Lantai kedua masjid merupakan mezanin yang dipergunakan untuk ibadah para jamaah wanita. Selain itu, langit-langit lantai dua ini didesain terbuka. Sehingga struktur plafon yang rumit akan lebih terlihat.
- Bangunan didominasi kayu dan marmer yang indah
Seperti masjid pada umumnya, Masjid Pusdai Bandung ini juga menampilkan keindahan pada segi hiasan dan ornamen-ornamen. Terdapat beberapa hiasan motif etnis dalam kaligrafi di bangunan masjid ini. Sebagian besar ornamen yang ada di masjid terbuat dari kayu sehingga meninggalkan kesan alami yang begitu kuat. Selain kayu, batu marmer juga ikut mendominasi bangunan masjid. Bahkan ornamen kayu ini juga menghiasi mihrab masjid yang dibuat seluas kurang lebih 30 m2.
- Penerangan alami dari kaca dan juga lampu gantung tradisional
Masjid Pusdai Bandung ini didesain memiliki bidang-bidang kaca di sela-sela tumpukan atap. Bidang-bidang kaca ini berfungsi sebagai pencahayaan pada siang hari. Sementara itu, ada juga lampu gantung bergaya tradisional yang digunakan untuk penerangan pada malam hari. Cahaya lampu gantung ini tampak temaram, tujuannya adalah menghadirkan suasana khusyuk pada jamaah saat beribadah.
- Memiliki berbagai fasilitas umum
Bangunan ini tidak hanya terdiri dari masjid sebagai bangunan utama. Ada juga fasilitas umum seperti plaza, ruang seminar, ruang serbaguna, perpustakaan elektronik, galeri, laboratorium Al-Quran, dan masih banyak lagi. Yang paling unik, masjid ini memiliki galeri Al-Quran Mushaf Sundawi. Di galeri ini terdapat mushaf Al-Quran yang dihiasi berbagai motif unik khas Sunda seperti motif batik maupun motif tanaman khas Jawa Barat.
Masjid Pusdai Bandung ini tidak hanya memiliki arsitektur yang unik. Namun, fasilitas di dalam bangunan yang megah ini pun cukup lengkap. Jelas saja, karena bangunan ini tidak hanya difungsikan sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai pusat studi dan dakwah.